It is common for people who are exploring religion to ask questions regarding the origins of the world. Since time immemorial people have speculated about this question. Most religions will teach that the world was created by a Creator; - God. For many people, this seems to be satisfactory. However, if one seriously thinks about it, this answer is merely a placebo - something that does not have any real value other than to satisfy the incessant queries of a questioner. To say that the world started with a Creator God is no better than to say that the origin of yoghurt is milk, or the origin of a plant is the seed. Simplistic minds do not seem to have a need to see further back beyond that. The reason for this is that our mind is conditioned to see things in a linear manner; that is having a starting point and an end. This article has a start and an end, so is the table before you and so on. However, there are many, many things in this universe that have no beginning and no end. Look at...
https://suttacentral.net/mn95 ... “Ketika ia telah menyelidikinya dan telah melihat bahwa ia murni dari kondisi-kondisi yang berdasarkan pada delusi, kemudian ia berkeyakinan padanya; dengan penuh keyakinan ia mengunjunginya dan memberikan penghormatan kepadanya; setelah memberikan penghormatan, ia menyimak; ketika ia menyimak, ia mendengar Dhamma; setelah mendengar Dhamma, ia menghafalkannya dan meneliti makna dari ajaran yang telah ia hafalkan; ketika ia meneliti makna maknanya, ia memperoleh penerimaan atas ajaran-ajaran itu melalui perenungan; ketika ia memperoleh penerimaan melalui perenungan atas ajaran-ajaran itu, kemauan muncul; ketika kemauan muncul, ia mengerahkan tekadnya; setelah mengerahkan tekadnya, ia menyelidiki; setelah menyelidiki, ia berusaha; karena berusaha dengan sungguh-sungguh, ia dengan tubuhnya mencapai kebenaran tertinggi dan melihat dengan menembusnya dengan kebijaksanaan. Dengan cara ini, Bhāradvāja, terjadi penemuan kebenaran; dengan cara ini seseoran...
Comments